Selasa, 28 September 2010

LOWONGAN KERJA SEKRETARIS

PT PENNY ROSS, Group of International Restaurant & Bar Chain, offering excellent opportunities for dynamic Individuals with relevant skills and experiences for the following position:

SECRETARY
• Female, age max 28 years
• Candidate must posses at least a secretarial degree
• from reputable academic
• Minimum 2 years experiences as secretary / personal assistant
• Fluent in English both written (correspondence) & spoken
• Computer literate
• Good looking, posses a positive attitude, able to work underpressure

If you are interested in joining our team please send your application with updated resume, a recent photograph and expected Salary, no later than September 30, 2010 to:

HR Manager - PT Penny Roos
Email : penny_roos@yahoo.com


Hormat kami,

Lenny Trisnandari

Kiriman Lenny Trisnandari Soekirno (Facebook: http://www.facebook.com/lenny.trisnandari)

Senin, 23 Agustus 2010

JADWAL KEGIATAN MAHASISWA BARU 2010

Senin, 23 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Ucapan selamat datang oleh Direktur ASMI Santa Maria, Dra. Sr. M. Clarentine OSF, MM

Selasa, 24 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Penjelasan Bidang Akademik oleh Pembantu Direktur I, Indri Erkaningrum Florentina, SE, M.Si.

Rabu, 25 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Penjelasan Bidang Administrasi Umum oleh Pembantu Direktur II, Drs. Yohanes Suraja, M.Si, MM.

Kamis, 26 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Penjelasan Bidang Kemahasiswaan oleh Pembantu Direktur III, Drs. Paulus Glorie Pamungkas, M.Hum.

Jumat, 27 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Penjelasan Program Studi oleh Ketua Program Studi: Sekretari, Manajemen Perusahaan, dan Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Senin, 30 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Penjelasan Perpustakaan oleh Kepala Perpustakaan: Drs. G. Jarot Windarto, MM. dan Pusat Bahasa oleh Kepala Pusat Bahasa: Drs. V. Nanang Subroto, M.Pd.

Selasa, 31 Agustus 2010
Pkl. 08.00-10.00 Placement Test Tahap I oleh Tim Pusat Bahasa

Rabu, 1 September 2010
Pkl. 08.00-10.00 Matrikulasi Komputer Microsoft Word oleh Tim Dosen Komputer

Kamis, 2 September 2010
Pkl. 08.00-10.00 Matrikulasi Komputer Microsoft Excel oleh Tim Dosen Komputer

Jumat, 3 September 2010
Pkl. 08.00-10.00 Matrikulasi Bahasa Inggris & Placement Test Tahap II oleh Tim Pusat Bahasa

Senin, 19 Juli 2010

LOWONGAN KERJA MENGGANTIKAN KARYAWAN SELAMA 3 BULAN

Dibutuhkan segera tenaga ADMINISTRASI (menggantikan karyawan cuti selama 3 bulan)

Syarat-syarat:
- Wanita single
- Umur maks 28 th
- Pendidikan minimal D3
- Dapat mengoperasikan komputer
- Jujur, teliti, sabar
- Dapat bekerja dalam team
- Mampu bekerja dengan deadline

Fasilitas: Gaji pokok, Uang Makan, Uang Transport

Datang langsung membawa lamaran lengkap ke OTC PT Kalbe Farma, Gedung Enseval, Ringroad Barat, Kaliabu, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Up. Bp. Tarmaji Raharjo.

Lamaran ditutup tanggal 21 Juli 2010

Jumat, 25 Juni 2010

LOWONGAN KERJA SEKRETARIS DIREKSI

PERKUMPULAN "PERHIMPUNAN SANTO BORROMEUS"
RUMAH SAKIT SANTO YUSUP
Jl. Cikura No. 7 Telp. (022) 728172 (Hunting) Fax 7202419
Email: stoyusup@bdg.centrin.net.id
Bandung 40124



Kami Rumah Sakit Santo Yusup berdiri sejak tahu 1937 merupakan salah satu Rumah Sakit di Bandung yang dilandasi oleh nilai-nilai Kristiani. Saat ini membutuhkan tenaga profesional Sekretaris Direksi.
Persyaratan:
1. Lulusan D3 Sekretari
2. IPK minimal 2,75
3. Wanita
4. Usia maksimal 26 tahun
5. Status single
6. Menguasai operasional komputer
7. Penampilan menarik
8. Berminat bekerja dan tinggal di kota Bandung

Lamaran lengkap dikirimkan melalui pos paling lambat tanggal 30 Juni 2010 ke: Kepada Seksi SDM
RUMAH SAKIT SANTO YUSUP
Jl. Cikura No. 7 Bandung 40124

Selasa, 15 Juni 2010

LOWONGAN KERJA: SEKRETARIS

CV TANJUNG KASUARI


Perusahaan kami yang bergerak dibidang konsultan Perencanaan dan Pengawasan yang bermitra dengan Pemerintah membutuhkan tenaga ahli dibidangnya yang memiliki dedikasi tinggi dan ditempatkan pada Divisi Studio Perencanaan. Adapun tenaga yang dibutuhkan adalah:

A. Sekretaris
Syarat-syarat:
- Wanita, usia maz 23 tahun
- Pendidikan Min SMA/K dan Max D3
- Mampu menguasai Microsoft Office
- Mampu bekerja secara team
- Sehat Jasmani & Rohani
- Memiliki Etos Kerja Tinggi, dan
- Berkepribadian yang baik.


Kirim CV ke alamat "Divisi Studio Perencanaan" dengan alamat Jl. Kenari No. 182, Nologaten, Depok, Sleman, Yogyakarta atau via email ke: tanjungkasuari@yahoo.co.id. Adapun lowongan berlaku sampai dengan tanggal 30 Juni 2010.

Hormat kami,
CV Tanjung Kasuari
ttd
DENNYANTO S, ST.
HRD

Kamis, 03 Juni 2010

LOWONGAN PEKERJAAN SEKRETARIS DI RUMAH SAKIT

YAYASAN SWANA SANTA PALANG BIRU
RUMAH SAKIT PALANG BIRU
MARDIUTOMO NO 17 TELP (0275) 641425, 641650, FAX (0275) 642560
KUTOARJO - PURWOREJO - 54212 - JAWA TENGAH

PENGUMUMAN
LOWONGAN PEKERJAAN

Diberitahukan kepada para lulusan ASMI Santa Maria Yogyakarta, bahwa Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo membutuhkan dengan formasi: SEKRETARIS

Adapun syarat-syarat kelengkapan administrasi adalah sebagai berikut:

1. Surat lamaran ditulis tangan di atas kertas folio bergaris
2. Foto Copy Ijazah
3. Foto Copy Transkrip Nilai
4. Beragama Katolik
5. Daftar Riwayat Hidup
6. Foto Copy KTP
7. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari polisi setempat
8. Foto Copy Akte Kelahiran
9. Foto Copy Surat Baptis
10. Surat Keterangan Sehat
11. Foto ukuran 4 x 6 = 4 lembar
3 x 4 = 6 lembar
2 x 4 = 4 lembar
12. Surat ditujukan kepada
Direktur Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo
u.p. Bagian Personalia
Jl. Marditomo No. 17
Kutoarjo 54212 - Jawa Tengah
Atau diserahkan langsung ke Bagian Personalia Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo

Demikian Pengumuman ini disampaikan, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Kutoarjo, 26 Mei 2010
Hormat kami,

ttd

dr. Iwan Santoso
Dir. RS Palang Biru

Apa Sih Public Speaking Itu?


Untuk beberapa alasan, ketika orang berpikir tentang public speaking, mereka membayangkan sebuah situasi di mana seseorang yang sangat terlatih sedang berbicara, menguasai forum, berbicara dengan dinamis dan menyampaikan berbagai hal yang berpotensi merubah hidup seseorang atau bahkan ribuan orang

Dapatkah Anda membayangkan diri Anda sendiri dalam situasi seperti itu? Beberapa dari Anda mungkin berpikir, "Tentu! Saya sudah tidak sabar untuk itu. Itu sebabnya kini saya berdiri di sini, di depan semua orang." Beberapa yang lain dari Anda mungkin berpikir, "Nggak deh. Sampe kiamat juga nggak. Pokoknya Enggaaaaaak."

Apapun reaksi Anda, Anda harus tahu bahwa memang hanya sedikit orang yang mau berhadapan dengan situasi di atas. Mengapa? Karena, selain untuk acara-acara yang khusus sifatnya, Anda memang merasa tidak membutuhkan model komunikasi yang demikian. Lantas, apa ini berarti bahwa Anda memang hanya punya sedikit kesempatan untuk berbicara di depan publik? Tidak.

Justru, faktanya Anda hampir selalu berbicara di depan publik. Mungkin Anda guru, mungkin Anda pejabat ketua RT, mungkin Anda di bagian marketing, mungkin Anda orang partai, atau mungkin Anda seorang demonstran. Hanya saja, Anda tidak menganggap semua itu sebagai public speaking.

Setiap kali Anda memberikan pengarahan, menjelaskan bagaimana harus mengerjakan sesuatu, menawarkan bantuan kepada orang lain, atau mendiskusikan pendapat dan pandangan Anda, Anda sebenarnya menggunakan elemen-elemen public speaking.

Anda adalah public speaker saat Anda mencoba meyakinkan tentang sesuatu kepada seorang teman, kawan sekelas, instruktur, teman kerja, atasan, bawahan, murid, anak, keponakan, istri, bahkan mertua. Anda adalah seorang public speaker saat Anda berbagi cerita dengan orang lain. Anda sedang mengimplementasikan keahlian public speaking saat Anda menawarkan ide ke tim kerja Anda atau saat Anda melaporkan situasi terakhir tentang suatu proyek.

Semua situasi di atas menuntut Anda menggunakan keahlian public speaking, yaitu mempraktekkan semua ini:

  • Mengorganisasikan ide-ide;
  • Menentukan konteks dan memperhitungkan audience;
  • Mengadaptasi pesan yang ingin disampaikan kepada dua hal di atas;
  • Memilih cara yang paling efektif untuk membagi jalan pikiran Anda kepada mereka;
  • Menyampaikan pesan Anda;
  • Dan kemudian menyimak reaksi mereka untuk mengetahui apakah mereka telah memahami Anda.

Anda harus terus berupaya untuk makin memahami betapa pentingnya keahlian public speaking untuk mengisi kehidupan pribadi, sosial, pendidikan, profesi, karir dan bisnis Anda.

Dari berbagi sumber

Rabu, 02 Juni 2010

Kompetisi


Kompetisi
Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.

Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.

Kompetisi dalam istilah biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi menjadi: (1) Kompetisi teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau teritori tempat tinggal organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya. (2) Kompetisi makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari wilayah-wilayah buruan.

Kompetisi juga dapat dibagi menjadi: (1) kompetisi internal adalah kompetisi pada organisme dalam satu spesies dan (2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada organisme yang berbeda spesiesnya. Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi salah satu pihak organisme atau bahakn berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi tidak selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan dengan mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi.

Sistem kompetisi
Sistem kompetisi adalah sistem pertandingan yang dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olah raga, yang mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai contoh, dalam suatu turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan tujuh peserta lainnya.

Sistem kompetisi yang paling umum dipakai adalah sistem kompetisi penuh dan sistem setengah kompetisi. Dalam kompetisi penuh (bahasa Inggris: double round-robin), setiap peserta akan bertemu dengan peserta lainnya dua kali, biasanya satu pertemuan sebagai tuan rumah ("pertandingan kandang") dan satu pertemuan sebagai tamu ("pertandingan tandang"). Dalam sistem setengah kompetisi (round-robin), setiap peserta akan bertemu dengan semua peserta lainnya satu kali. Sistem kompetisi penuh dipakai dalam banyak kompetisi liga olah raga penting, seperti sepak bola dan bola basket. Sistem setengah kompetisi biasanya dipakai dalam suatu babak penyisihan suatu turnamen, yang sering kali dilanjutkan dengan sistem gugur.

Suatu turnamen setengah kompetisi dengan empat peserta diistilahkan dengan "quad".

Sumber: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.


Kamis, 27 Mei 2010

Big Ideas or Big Words


Every speech or presentation should be built around one idea. Just one idea. But it has to be a "Big Idea." Something that appeals to people's intellect, emotions, and imaginations. Something that has the power to change people's lives, if only in a small way.

I've found over the years that there's an inverse correlation between BIG WORDS and BIG IDEAS. The bigger the words used in a speech, the smaller the idea.

If your idea is big enough to stand on its own two feet, you don't have to inflate it with big words.

But if you doubt the value or the power of your idea, you might try to make it sound more impressive that it is by using words like incentivize, bottom line, ROI, going forward, robust, stakeholder, low-hanging fruit, granularity, and 360-anything.

George Orwell, the English essayist and author of 1984 and Animal Farm, created rules of effective speaking. They apply equally well to effective speaking.

Orwell's 5th rule – "Never use a foreign phrase, a scientific word, or a jargon word if you can think of an everyday English equivalent" – says the same thing I'm proposing.

When you speak – no matter what size audience you're addressing – choose words that are clear, specific, and concrete. Say what you means as simply and directly as possible. 

Source: http://www.wittcom.com/newsletter_big_ideas_or_big_words.htm

Rabu, 26 Mei 2010

Kunci Public Relations masa depan adalah Partisipasi, bukan Pitching

Setelah lama tidak terjun dalam kapasitas sebagai Professor PR and Journalism, WW menerima undangan Lembaga Manajemen PPM untuk mengisi sesi kursus "Menjadi PR andal dengan mempertajam kompetensi". Lima puluh orang praktisi PR dari BTN, Astra Mitra Ventura, Indosat, Suara Merdeka, Aneka Tambang dan lainnya mengikuti presentasi Indira Abidin, Sutji Lantyka, Farhan dan Wimar Witoelar. 
 
Dengan meninggalkan kostum dan lawakan yang biasa menjadi cirinya WW tampil serius dengan materi 'Leveraging PR Competence'. Tapi sesekali terdengar juga tawa dari deretan peserta menanggapi humor yang tetap masuk dalam contoh-contoh kasus PR yang memang lucu.

Secara garis besar, dalam materinya WW menggambarkan area kompetensi PR yaitu 'positioning, personality, proposition' sesuai buku Tom Brannan 'Integrated Marketing Communication'. Dalam hal 'positioning', PR dituntut untuk menetapkan posisi klien. Hal ini membutuhkan kemampuan strategic analysis yang baik. Sementara itu, kompetensi di bidang personality diperlukan untuk mendefinisikan image dari klien yang akan dibawakan kepada publik. Terakhir adalah proposition dalam bentuk langkah konkrit Integrated Communication membangun image di tengah masyarakat. Tiga hal dasar yang harus dipikirkan adalah penetapan 'key messages' yang mudah diingat oleh masyarakat, penetapan 'target market' dan yang terakhir adalah menentukan media yang akan digunakan. 

Tapi perspektif baru yang diperkenalkan WW disini adalah bahwa PR masa depan akan tergantung kepada keterampilan memanfaatkan Web 2.0.  Model komunikasi horizontalcitizen journalism akan menjadi media paling efektif dalam menyampaikan pesan-pesan PR. Kalau corporate website, portal berita dan beragam situs informasi membuktikan kegunaan Web 1.0, maka komunikasi lintas pemakai dalam model Web 2.0 akan memberikan leverage kepada kekuatan PR melalui Web 2.0 yang mengintegrasikan komunikasi warga dengan (dalam bahasa Inggris supaya jelas) networking, collective intelligence, long tails. seperti terlihat pada facebook, friendster, flickr, blog dan pemanfaatannya dalam
Dengan cara ini masa depan PR ada pada partisipasi atau gaul dalam masyarakat, bukan pada pitching. Dikatakan oleh Steve Rubel:
'the PR community must step out in front of the curtain, become a bit more technically adept and participate transparently as individuals in online communities. We will have to openly collaborate and add value to the network and help the companies we represent do exactly the same.'

Update 27 Juni 2007 : Bicara bersama profesional PR perusahaan minyak
Materi yang dibahas secara akademik di forum Lembaga Pendidikan PPM dijadikan dasar untuk pembahasan kontekstual esok harinya dalam forum BPMIGAS-KKSK PR yang disponsori perusahaan minyak TOTAL. Pertemuan semacam ini diadakan tiap bulan antara para pimpinan dan profesional di bidang PR dan CSR perusahaan kontraktor minyak di Indonesia. Untuk kali ini, jumlah hadirin mencapai jumlah diatas rata-rata yaitu 78 orang. Mengingat semua hadirin adalah praktisi yang sangat familiar dengan seluk-beluk PR dan komunikasi korporat, WW menekankan hal-hal baru yang dihadapi sebagai akibat dari perubahan business environment di Indonesia. Dalam hal positioning, kalau sebelum 1998 orientasi perusahaan sebagian besar diarahkan pada pemerintah Soeharto dengan pusat keputusan yang tegas, maka kini hubungan dengan pemerintah lebih bersifat kerjasama dan kepemimpinan pemerintah harus dipandang dalam konteks kontrol legislatif dan keterlibatan media serta masyarakat dalam memandang sektor migas.

Dengan sendirinya ini menghendaki penghayatan akan kompleksitas stakeholder, yang pada jangka panjangnya hanya bisa dihadapi oleh transparansi dalam melakukan positioning, membentuk image dan melakukan market communications. Diskusi banyak membahas media relations sebagai fungsi strategis yang harus dihadapi dengan sikap yang tegar. Rekomendasi WW adalah bahwa media relations didasarkan atas kaidah yang tidak berbeda dengan human relations. Untuk membentuk relationship yang matang diperlukan kemampuan mendengar, kesediaan untuk selalu accessible, dan untuk bisa dipercaya. Praktisi PR harus paham kebutuhan media untuk mendapatkan bahan untuk topik yang masuk agenda media, mengikuti deadline, dan harusnya ada penghargaan untuk karya media. Untuk mempermudah pekerjaan wartawan, komunikasi korporat perlu diberikan dalam format newsbytes dan soundbytes.
Tema utama seperti dikembangkan di PPM adalah potensi Web 2.0 untuk menjadi sarana utama PR masa depan. Komunikasi horizontal dan pembangunan collective intelligenceconversational marketing", istilah lama yang sudah dipakai sejak 10 tahun yang lalu, tapi menjadi trend kembali karena adanya kebutuhan saluran alternatif untuk komunikasi yang terbuka dan jujur.  yang menjadi ciri Web 2.0 sangat cocok dengan kebutuhan PR di zaman modern dimana masyarakat semakin skeptis terhadap otoritas, dan karenanya tidak mempan terhadap komunikasi vertikal yang biasa dilakukan sejak dulu dalam briefing pemerintah, press release korporat dan komunikasi satu arah. Komunikasi dua arah yang dimudahkan oleh Web 2.0 seiring juga dengan pengertian "

Menghadapi kenyataan bahwa pitching secara konvensional menjadi semakin susah dengan publik yang lebih cerdas, maka menjual ide atau produk lebih efektif melalui percakapan dan bocoran melalui RSS dibandingkan dengan komunikasi langsung. Website yang partisipatif seperti blog sudah menjadi pilihan bagi media modern bahkan yang berakar di pers cetak, seperti kolumnis kelas dunia dan pengamat pasar dan investasi.

Apalagi kalau kita bicara tentang image building dan reputation maintenance. Jelas bahwa apapun yang dipromosikan secara terbuka dan frontal akan sangat terpengaruh oleh lalulintas percakapan online yang bisa membahas citra sesuatu perusahaan secara santai dan menyeluruh. Dalam hal ini WW mengemukakan pengalaman tahun lalu ketika The Body ShopAnita Roddick sampai kepada pengamat industri perawatan tubuh. dibeli oleh L'Oreal, bagaimana skeptisisme publik bisa diatasi dengan percakapan ekstensif dalam berbagai blog mulai dari blog pendiri The Body Shop

Betapa mutakhirnya promosi melalui internet generasi kedua baru-baru ini dilaporkan oleh Business Week International dalam kampanye produk Unilever, 'Axe'. Key message yang diarahkan pada lelaki sangat sederhana, yaitu semprotlah tubuh anda dengan Axe, maka anda akan tidak bisa ditolak oleh perempuan manapun. Tapi penyebaran key message ini tidak dibatasi pada iklan konvensional. Dalam bulan-bulan berikutnya di tahun 2007 ini pesan Axe disebarkan melalui smartphone, blog, instant messaging, Flickr, MySpace, Skype, YouTube, digg, and del.icio.us. Anak muda yang tersebar di seluruh dunia langsung terjerat oleh trend yang sedang meledak dari pusat industri.

Disinilah pasar global berpadu dengan Web 2.0. Apa yang dilakukan Unilever dan Axe sangat berbeda dengan apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan sektor migas. Tapi praktisi PR yang jeli di Indonesia harus bisa mengambil intisari pengalaman baru ini, memanfaatkan Web 2.0 untuk menyampaikan pesan perusahaan, membangun image perusahaan, dengan cara yang lebih efektif daripada sekedar konperensi pers, press release dan media relations konvensional.

Pada prinsipnya, PR tidak lagi bisa diandalkan atas kontrol terhadap pesan tapi lebih didasarkan kepada pentingnya partisipasi dalam dialog yang berjalan dalam jaringan-jaringan komunitas di dunia. Setelah diskusi dalam forum terbatas BPMIGAS-KKSK PR, kesadaran terhadap peluang baru PR di masa depan perlu dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan komunitas pengamat industri melalui media online.

Dari bahan laporan: Alfi Rahman

Jumat, 21 Mei 2010

Top 10 Nonverbal Communication Tips


Good communication skills can help you in both your personal and professional life. While verbal and written communication skills are important, research has shown that nonverbal behaviors make up a large percentage of our daily interpersonal communication. How can you improve your nonverbal communication skills? The following top ten tips for nonverbal communication can help you learn to read the nonverbal signals of other people and enhance your own ability to communicate effectively.

1. Pay Attention to Nonverbal Signals

People can communicate information in numerous ways; so pay attention to things like eye contact, gestures, posture, body movements, and tone of voice. All of these signals can convey important information that isn't put into words. By paying closer attention to other people's nonverbal behaviors, you will improve your own ability to communicate nonverbally.

2. Look for Incongruent Behaviors

If someone's words do not match their nonverbal behaviors, you should pay careful attention. For example, someone might tell you they are happy while frowning and staring at the ground. Research has shown that when words fail to match up with nonverbal signals, people tend to ignore what has been said and focus instead on nonverbal expressions of moods, thoughts, and emotions.

3. Concentrate on Your Tone of Voice When Speaking

Your tone of voice can convey a wealth of information, ranging from enthusiasm to disinterest to anger. Start noticing how your tone of voice affects how others respond to you and try using tone of voice to emphasize ideas that you want to communicate. For example, if you want to show genuine interest in something, express your enthusiasm by using an animated tone of voice.

4. Use Good Eye Contact

When people fail to look others in the eye, it can seem as if they are evading or trying to hide something. On the other hand, too much eye contact can seem confrontational or intimidating. While eye contact is an important part of communication, it's important to remember that good eye contact does not mean staring fixedly into someone's eyes. How can you tell how much eye contact is correct? Some communication experts recommend intervals of eye contact lasting four to five seconds.

5. Ask Questions About Nonverbal Signals

If you are confused about another person's nonverbal signals, don't be afraid to ask questions. A good idea is to repeat back your interpretation of what has been said and ask for clarification. An example of this might be, "So what you are saying is that..."

6. Use Signals to Make Communication More Effective and Meaningful

Remember that verbal and nonverbal communication work together to convey a message. You can improve your spoken communication by using nonverbal signals and gestures that reinforce and support what you are saying. This can be especially useful when making presentations or when speaking to a large group of people.

7. Look at Signals as a Group

A single gesture can mean any number of things, or maybe even nothing at all. The key to accurately reading nonverbal behavior is to look for groups of signals that reinforce a common point. If you place too much emphasis on just one signal out of many, you might come to an inaccurate conclusion about what a person is trying to communicate.

8. Consider Context

When you are communicating with others, always consider the situation and the context in which the communication occurs. Some situations require more formal behaviors that might be interpreted very differently in any other setting. Consider whether or not nonverbal behaviors are appropriate for the context. If you are trying to improve your own nonverbal communication, concentrate on ways to make your signals match the level of formality necessitated by the situation.

9. Be Aware That Signals Can be Misread

According to some, a firm handshake indicates a strong personality while a weak handshake is taken as a lack of fortitude. This example illustrates an important point about the possibility of misreading nonverbal signals. A limp handshake might actually indicate something else entirely, such as arthritis. Always remember to look for groups of behavior. A person's overall demeanor is far more telling than a single gesture viewed in isolation.

10. Practice, Practice, Practice

Some people just seem to have a knack for using nonverbal communication effectively and correctly interpreting signals from others. These people are often described as being able to "read people." In reality, you can build this skill by paying careful attention to nonverbal behavior and practicing different types of nonverbal communication with others. By noticing nonverbal behavior and practicing your own skills, you can dramatically improve your communication abilities.

Source: http://psychology.about.com/od/nonverbalcommunication/tp/nonverbaltips.htm

How to Improve Your Communication Skills

Communication Tips
(How to Improve Your Communication Skills)

Communication skills are some of the most highly prized and sought-after skills in business. And they are equally essential at home.
Without communication skills we are unable to let others know what we think, feel, or want to accomplish. We are unable to build partnerships, motivate others, or resolve conflict.

Studies show that as professionals rise higher in an organization, communication skills become more important, not less.

Witt Communications provides executive speech coaching, coaching for technical experts, and presentations for professionals who want to improve their communication skills.

========

Here are some tips for improving your communication skills.
Influence is the art of winning people's cooperation when you do not have, or do not want to use, the authority to make them do what you want them to do.

One of the best ways to make a favorable first impression — and to get ahead socially or in business — is to remember people's names. You can improve your ability to remember names if you follow these four steps...

Today's leaders don't have all the answers. (How can they?) But they know how to find the answers and, more importantly, they know how to help others find the answers. Leaders today are listeners. They listen up, down, and all around their organization.

Sometimes we don't understand people, because we're not listening -- or not listening well. But sometimes we don't understand them, because we're not hearing what they want to communicate. We're not listening to the right level.

How are YOUR listening skills? To determine your listening quotient, take this quiz.

Anger is one of the most primal and complex feelings in the range of human emotions. Although it is neither good nor bad, its misuse undermines trust, loyalty, and teamwork.

The only way you can make sure you never lose an argument, to paraphrase Dale Carnegie, is to avoid getting into one in the first place.

If you view conflict as something that shouldn't happen, it becomes negative. And then you avoid it. But if you see conflict as an opportunity to strengthen relationships, it becomes positive.

To succeed in today's workplace, it's not enough to be smart, technically savvy, and experienced. You also need to be people-smart to get along well with people and bring out their best.

How are YOUR communication skills? Test your communications quotient with this quiz.

Archives and records management


Basic concepts and principles of archives and records management

Through the centuries, the following THREE FACTORS have shaped the concepts, principles and techniques which records/archives managers use to carry out their responsibilities:


1. The Inter-relatedness of records

Because records are the documentary by-products of work or life processes, they are, like individual frames of motion picture film, organic bodies of related material which cannot be used in isolation or separation from one another without loss of integrity and meaning. They are unselfconscious in that they are naturally occurring contemporaneous and candid documents, as opposed to individual documents created intentionally for the purpose of 'history'.

2. The central importance of context

Records draw their significance from their context. That is, they are valued or useful only in groups and only in relation to the activities and purposes for which they were created and used. Thus records/archives managers must accurately identify and explain both the context of origin/creation and the context of use/custody and maintain the records in a way that preserves their original character and relationships as 'bounded entities comprising content, structure and context'.

3. The function of records as evidence

As we have seen, records represent or stand for human experiences, transactions, activities or accomplishments. The records designated as the 'official' or 'record copies' of documents have been selected to endure as unique testaments, all other duplicates, whether exact copies and different formats having been destroyed. They provide objective 'proof' that something has happened or been agreed to by consenting parties and as such have an integrity that must be protected and preserved by responsible and continuous custody and properly authenticated if that chain of responsible management is questioned.

Essential characteristics of recordness


What distinguishes records from other information entities is summed up in the term 'recordness'- an elusive quality usually represented by the six characteristics described below.


Recordness requires that records are:


1. Complete

A record is considered complete when it is a finished, bounded entity comprising structure, content and context and when it has the following elements: date(time and place of creation, transmission and/or receipt); originating address, an author/compiler, an addressee/recipient, title or subject accompanying its content/message.

2. 'Fixed'

Records are information presented in a static form. The act of recording 'freezes' the relationships among the information elements and embeds them in a structure, which can be replicated or re-constituted. For example: data elements within a dynamic or 'live' database are not records until a transaction incorporates such data elements (content) into a meaningful and re-creatable format (structure) along with essential specific contextual information (context). The resulting record is a 'bounded entity' - a metadata encapsulated object (MEO) which may be retrieved and re-presented for human use in electronic form (screen display) or hard-copy printout (paper or film). Although a record is a 'fixed' object, its role is dynamic, not static. Subsequent records and business activities change its relationships, significance and meaning as time passes.

3. Organic

Records are the natural output of work processed; therefore records are only meaningful as a sequence of transactions. Each record is related to or is a consequence of some preceding document, with the matters documented by the former further explained or dealt with in the latter.

4. Contextual

Records derive their meaning, and therefore their usefulness or value, from their context. Because they are created, organised and used in the conduct of normal business by a particular entity, they reflect the purposes and the activities of that entity over time. Thus, to use/appreciate the records one must understand their function, control system, relationships and pattern of use in the workplace; correspondingly the records comprise the evidence of the policies, activities and transactions of that creating entity.

For this reason, records are managed not as individual items, but in aggregates known as series, which are organic 'flows' of material created and structured by the normal course of work activity.


5. Authoritative/'Official'

Records created as documentation to support ongoing work or business activity have a status as 'official' evidence of those decisions and actions undertaken 'in the normal course of business', whether that 'business' is commerce or art or literature or just living. That is, they embody the full and unchallengeable authority of the author - be it an individual or an organisation and its officers.

6. Unique

Unlike books, journals and other published material, records appropriately maintained in context are always one-of-a-kind. That is, any record or group of records with its sequences and interrelationships is unique, despite the fact that there may be duplicate copies of some or even all individual records held elsewhere. The point is that each copy will have a different relationship to the conduct of business and to those who authorised or participated in it. However, in cases where duplication is extensive, it is usual for recordkeepers to minimise the number of duplicate series of records in their care by designating the most authoritative set as the 'official record' for retention and directing those of lesser importance to be destroyed.

Foundation principles for organising and keeping archives


With these three underlying factors and related characteristics providing the intellectual background, let us now explore the Foundation Principles of modern archives management.


1. The principle of provenance

This fundamental principle of grouping requires that records be organised and maintained according to their transactional origin or source. In short, records originating from one office or individual form a distinct body of material, which is to be kept separate and inviolate. It must not be intermingled with records of other 'parentage'. Records from the same origin came to be known as 'fonds' and the principle as Respect des fonds, reflecting its French popularisation and as provenienzprinzip in German. The thinking behind this principle reasons that for records to serve as evidence, they must be traceable to their source and be shown to reflect their contexts of origin/creation and initial or primary use.

Practically speaking, this principle was adopted to preserve the chain of accountability within the ever-growing number of records documenting similar functions and activities produced by growing bureaucracies. It was important to know who was initially responsible in each transaction and to maintain an authoritative custodial lineage.


2. The principle of original order

The Prussian (later German) archivists of the mid-19th century expanded the influence of the office of origin by developing and establishing the related Principle of Original Order or Registratorprinzip in German. This maxim stipulates that records are to be maintained in records/archives repositories in the same scheme of order and with the same designations they received in the course of the business of their office of origin and primary use. Again, the emphasis was on establishing the authenticity and integrity of the record as evidence of work processes and activities in context.

3. The chain of responsible custody

Completing the trilogy of context and process oriented principles for records/archives management, we come to the Principle of Continuous Custody. Articulated and popularised by the English archivist, Sir Hilary Jenkinson, this principle focuses upon the role of records/archives as evidence and maintains that evidential integrity can only be ensured when we can trace 'an unblemished line of responsible custodians'. By responsible, Jenkinson means committed to the 'physical and moral defence' of the archives. These phrases embody the responsible manager's obligation to ensure both the physical security and the intellectual integrity of the records as evidence. This faultless lineage is, in Jenkinson's view, a reasonable guarantee that the records have been kept without damage, alienation, improper or unauthorised alteration or destruction.

Protection of the essential role of records as evidence is the wellspring from which all concepts, theories, principles, policies and practices of sound recordkeeping arise. Any new approach or technique for managing records must adhere to them or acknowledge their centrality and fully justify any modification or proposed departure from them.


Source:
http://john.curtin.edu.au/society/archives/management.html

15 Jenis Kepribadian Manusia Berdasarkan Status Facebook-nya


15 Jenis Kepribadian Manusia Berdasarkan Status Facebook-nya

 

 



Konon kepribadian manusia bisa dilihat dari update statusnya di Facebook. Berikut ini adalah 14 jenis kepribadian yang sempat terlacak. Boleh percaya, boleh tidak.  Namanya juga joke (guyonan), sekedar untuk pengobat stress!

1. Manusia Super Update
Kapanpun dan di manapun selalu update status. Statusnya tidak terlalu panjang tapi terlihat bikin risih, karena hal-hal yang tidak terlalu penting juga dipublikasikan.
Contoh : “Lagi makan di restoran A..”, “Dalam perjalanan menujuneraka..”, “Saatnya baca koran..”, dan sebagainya.

2. Manusia Melankolis
Biasanya selalu curhat di status. Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman-temannya atau hanya sekedar menuangkan unek-uneknya ke facebook. Biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yang terbaik kepada yang lain.
Contoh : “Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih kamu sudah sayang ama aku selama ini..”.

3. Manusia Tukang ngeluh
Pagi, siang, malem, semuanya selalu ada aja yang dikeluhkan.
Contoh : ” Jakarta maceeet..!! Panas pula..”, “Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan. .!!”, “Males ngapa2in.. cape hati gara2 si do’ i..”, dsb.

4. Manusia Sombong
Mungkin beberapa dari mereka ga berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel.
Contoh : “Otw ke Paris ..!!”, “BMW ku sayang, saatnya kamu mandi..aku mandiin ya sayang..”, “Duh, murah-murah banget belanja di Singapur, bow,”

5. Manusia Puitis
Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata-kata mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyinya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan.
Contoh : “Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan”, “Mencintai dan dicintai adalah seperti merasakan sinar matahari dari kedua sisi”, “Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu”.

6. Manusia in English
Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis gicyu Low..
Contoh : “Tie and Chair..”, “I can tooth, you Pink sun..” dsb..

7. Manusia Lebay
Updatenya selalu bertema ‘gaul’ dengan menggunakan bahasa dewa.. ejaan yang dilebaykan..
Contoh..” met moulnin all.. pagiiieh yg cewrah… xixiixi” << lol~

8. Manusia Terobsesi
Mengharap tapi ga kesampaian.. pengen jd artis ga dapat-dapat.
Contoh : “duwh… sesi pemotretan lagi! cape…”

9. Manusia Sok Tau
Sotoy tenarnya. Padahal dia sendiri tidak tahu apa yang ditulisnya.
Contoh : “Pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla…bla,”

10. Bioskop Mania
Update film yang abis ditonton dan kasih comment..
Contoh : “ICE AGE 3..Recomended! !”, “Transformers 2 mantab euy..”

11. Manusia pedagang
Contoh: “jual sepatu bla bla bla”

12. Manusia penyuluh masyarakat
Contoh: “jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla”

13. Manusia Alay
Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim seperti bahasa alien.
Contoh:Alay 1 : “DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!”
Alay 2 : “km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa? ”
Alay 3 : “Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!”(Khusus buat tipe ini, ga usah di baca juga gpp..saya pribadi juga mikirdulu buat nulis ini, walaupun jadinya kurang mirip sama yg aslinya..)

14. Tipe Hidden Message
Tipe ini biasanya tidak to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya. (bagus kalo baca..kalo ngga? kelamaan nunggu) padahal kan bisa langsung aja sms ya..
Contoh : “For you my M***, I can’ t live without you..you are my bla bla bla..”,”Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo..” (padahal ce tersebut tidak ada dalam jaringannya. . mana bisa baca…:p)

15. Tipe Misterius
Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut..Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkanSubjek + Predikat + Objek + Keterangan. Tapi orang tipe ini mungkin hanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja..Dan pastinyamengundang kontroversi.
Contoh : “Sudahlah..” , “Telah berakhir..” (apanya??),”Termenung.. .” (so what gitu, loh)

Anda punya usulan dan contoh kepribadian yang lain?

Sumber:
From: Chepy R.Nasution
Subject: Kepribadian Manusia dari Status Facebook
To: “All my Friends ”
Date: Monday, February 22, 2010, 7:42 AM

  

Tips Aman Menggunakan Facebook

Tips Aman Menggunakan Facebook

Dengan facebook kita bisa menikmati fasilitas-fasilitas yang tersedia, mulai dari posting curhat, posting foto, chat sesama komunitas facebook, mencari teman-teman lama lewat facebook, hingga bisnis marketing online internet.
Tetapi dibalik sisi positif facebook kita juga mendengar adanya korban-korban facebook. Seorang anak yang dibawa kabur kekasihnya. Warga di bogor yang melaporkan ke polisi karena mendapatkan kata kasar dan hinaan di facebook. PNS di Lampung yang melaporkan rekannya karena mendapat penghinaan lewat facebook. Empat siswa di SMU Riau yang dikeluargakan dari sekolah karena menghina gurunya. Dan masih banyak lagi korban-korban facebook yang dipublikasi media masa terus bermunculan.
Nah untuk mengantisipasi dampak buruk facebook, hati-hatilah menggunakan facebook. Perhatikan beberapa tips berikut saat berinternet menggunakan facebook :
  • Hati-hati mempublikasikan data diri di facebook seperti nama, alamat lengkap, telepon, dan sebagainya yang bersifat pribadi.
  • Berhati-hati untuk menulis di wall, apalagi tulisan di wall akan terbaca semua rekan di facebook. Untuk keperluan pribadi dengan salah satu teman, sebaiknya kirim private message sehingga hanya teman saja yang membaca.
  • Upload gambar atau foto yang akan berdampak buruk untuk kamu dan rekan di facebook.
  • Facebook pada dasarnya bukan untuk anak-anak seperti dalam aturan facebook sendiri. Sebaiknya jangan ajarkan facebook untuk anak, karena anak cenderung meniru perilaku dan kalimat yang tidak sepantasnya dikonsumsi oleh anak dalam komunitas facebook.